Jumat, 25 Mei 2012

Percakapan Bumi dan Bulan

Bumi: "Kamu memang pemuja kata. Membangunnya sedemikian rupa. Hingga ia berwujud senjata. Senjata yang mempesona. Namun tetap saja aku mati pada hunusannya. Kamu, pujangga yang tak bersuara. Mengirisku dengan berbagai karya. Aku takkan menyangkal, bahwa mereka memang indah. Namun tetap saja, ia membuatku mati berdarah."

Bulan: "Bukan kamu yang ku jadikan peran utama. Aku memang mengambil cerita dari semesta. Tapi ia bukanlah bagian dari tata surya. Kamu terlalu percaya diri wahai bumi."

Bumi: "Aku hanya mengenalmu terlalu dalam, bulan. Hingga padanya aku dapat menyelam, bahkan tenggelam."

- Mungkin ini bukti keegoisanku. Aku tahu itu. Aku juga tahu kamu tahu aku. Memang dosaku, dengan menggunakannya sebagai senjata untuk melukaimu. Membohongimu dengan berjuta elakkan, walau percuma karena kamu selalu tahu apa yang kusembunyikan. Mungkin karena aku tak ingin terlupakan. Mungkin karena aku tak ingin tergantikan. Terimakasih karena telah begitu mengenalku. Maaf atas hari kita yang lebih banyak tergores kecewa-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar