Aku menghirup teh ku. Rasa hangat meresap mengaliri tenggorokanku, sebelum akhirnya menjalar keseluruh tubuhku. Angin dingin memeluk tengkukku. Ia berbisik kemudian berlalu. Aku mendongak menatap kelangit malam. Hitam bertahta pualam. Berhiaskan rembulan yang berselimut awan.
Bulan. Aku tersenyum menatapnya, merasa seolah tengah memandang refleksiku sendiri pada cahayanya. Aku menghela nafas, teringat pada sebuah kenangan. Teringat pada sosok yang pernah memanggilku bulan. Sosok yang terpatri dalam memori. Sosok yang menyusup dalam mimpi. Sosok yang pernah kupanggil sebagai Bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar